JagoFoto.com - Kalau kamu tertarik untuk mengambil foto olahraga seperti lari, sepeda, atau jogging, maka memilih lensa yang tepat benar‐benar bisa bikin perbedaan besar.
Berdasarkan pengalaman saya mencoba beberapa lensa dan membaca banyak panduan ahli, saya akan berbagi apa yang penting diketahui, kesalahan yang saya lakukan sendiri, dan rekomendasi konkret lensa yang bisa kamu pertimbangkan.
✅ Apa yang perlu dipertimbangkan
Dulu saya datang ke lomba lari dengan lensa “biasa saja”, lalu foto banyak yang buram atau subjeknya terlalu kecil—frustrasi banget. Dari situ saya menyimpulkan beberapa hal berikut:
- Rentang panjang fokus (focal length): Karena olahraga lari/sepeda sering terjadi jarak variatif (ada yang dekat, ada yang jauh), lensa zoom yang punya panjang misalnya 70-200 mm atau bahkan sampai 400-600 mm akan sangat berguna. Panduan menyebut bahwa zoom panjang membantu “menempel” aksi dari jauh. ([Digital Camera World][1])
- Aperture (bukaan lensa): Semakin besar bukaan (angka f kecil—contoh f/2.8) semakin banyak cahaya masuk, semakin cepat shutter bisa dipakai untuk “membekukan” aksi. Ada catatan bahwa untuk olahraga indoor atau kondisi cahaya kurang, lensa f/2.8 sangat direkomendasikan. ([Reddit][2])
- Autofokus + stabilisasi: Olahraga = gerak cepat. Lensa dengan AF cepat & akurat serta stabilisasi optik (image stabilization) punya nilai tambah besar. Panduan menyebut fitur stabilisasi sangat membantu. ([Retouching Labs][3])
- Bobot & mobilitas: Karena kamu bisa berlari atau mengejar subjek, lensa terlalu berat bisa jadi beban. Saya pernah membawa lensa super-tele yang berat >2 kg—kan pegal. Jadi keseimbangan antara performa dan bobot penting.
⚠️ Kesalahan yang pernah saya lakukan
- Waktu pertama kali saya foto lari malam hari (lampu stadion agak gelap), saya pakai lensa zoom biasa f/4-5.6. Hasilnya banyak motion blur karena bukaan kecil dan shutter speed nggak cukup cepat. Jadi saya belajar: “oh, kalau cahaya kurang, butuh lensa lebih terang atau ISO tinggi.”
- Saya juga pernah memilih lensa super zoom panjang sekali (misalnya 400-600mm) untuk lomba lari sekitar lintasan pendek (~100 m) — tapi ternyata jadi “terlalu jauh” dari subjek dan susah framing. Jadi: jangan selalu maksimum zoom, sesuaikan dengan kondisi lokasi.
- Terlalu fokus ke lensa saja, lupa bahwa posisi dan timing juga penting. Lensa bagus pun jika kamu di posisi yang salah, bisa gagal. Jadi belajar ke mana arah lari/sepeda dulu, baru zoom.
🔍 Rekomendasi 8 lensa bagus untuk foto olahraga
Berikut beberapa lensa yang saya pilih berdasarkan performa, rentang zoom, dan kisaran kebutuhan (dari “cukup bagus” sampai “serius profesional”). Pastikan kompatibel dengan body kamera kamu (Canon, Nikon, Sony, dll).
Canon 70‑200mm f/2.8 IS II L
klasik zoom f2.8 Canon
Rp 14.500.000,00
Sony FE 70‑200mm f/2.8 GM OSS II
klasik zoom f2.8 Sony
Rp 375.000,00
Sigma 70‑200mm f/2.8 DG OS HSM Sports
alternatif zoom f2.8 Sigma
Rp 24.971.846,28
Canon RF 100‑500mm F4.5‑7.1 L IS USM
super tele Canon RF
Rp 57.601.000,00
Tamron SP 70‑200mm Di VC USD f/2.8
budget zoom f2.8 Tamron
Rp 11.000.000,00
Tamron 50‑400mm F4.5‑6.3 Di III VC VXD
zoom rentang panjang budget Tamron
Rp 19.999.000,00
Lensa Sony FE 50-150mm f/2 GM
versatile untuk semua kebutuhan
Rp 59.999.000,00
Canon EF 200mm f/2.0 L IS USM

lensa profesional dengan efek bokeh yang khas
Rp 85.990.000,00
Dan berikut ringkasannya:
- Canon 70‑200mm f/2.8 IS II L: Rentang zoom “standar” untuk banyak jenis olahraga, bukaan f/2.8 bagus untuk cahaya kurang, sangat direkomendasikan.
- Sony FE 70‑200mm f/2.8 GM OSS II: Versi untuk sistem mirrorless Sony; performa tinggi juga.
- Sigma 70‑200mm f/2.8 DG OS HSM Sports: Alternatif lebih “terjangkau” jika budget terbatas tapi tetap ingin f/2.8.
- Canon RF 100‑500mm F4.5‑7.1 L IS USM: Untuk situasi dimana kamu jauh dari aksi (misalnya lintasan sepeda, outdoor lapangan luas). Aperture agak lebih “sempit” (f/4.5-7.1) jadi harus cahaya terang.
- Tamron SP 70‑200mm Di VC USD f/2.8: Budget lebih ramah, tetap bukaan f/2.8—pas untuk banyak situasi olahraga yang kondisi cahaya cukup.
- Tamron 50‑400mm F4.5‑6.3 Di III VC VXD: Pilihan zoom panjang dengan harga lebih terjangkau, baik untuk outdoor siang hari—tetapi jika malam atau indoor kondisi sulit.
- Lensa Sony FE 50-150mm f/2 GM: Versatile untuk semua kebutuhan, wide, potrait, tele.
- Canon EF 200mm f/2.0 L IS USM: Lensa profesional dengan efek bokeh yang khas.
📝 Tips praktis yang saya pakai
- Jika saya harus memilih satu lensa cukup untuk banyak situasi (lari, sepeda, outdoor) maka saya gunakan 70-200 mm f/2.8. Ini “sweet spot” untuk fleksibilitas.
- Untuk lomba lari malam hari atau kondisi cahaya rendah—pastikan ISO kamera kamu bisa naik dan shutter speed minimal ~1/1000 detik supaya kering gerak. Jika lensa bukaannya f/4 atau lebih kecil, bisa terpaksa naik ISO tinggi dan kualitas bisa turun.
- Untuk sepeda di lintasan jauh atau outdoor besar: gunakan zoom panjang (misalnya 100-400 atau 150-600) sehingga subjek “besar” di frame. Tapi jangan memilih zoom terlalu panjang jika aksi terjadi dekat kamu—subjek bisa muncul terlalu besar atau keluar frame.
- Latihan “tracking” autofocus dan continuous autofocus (AF-C) sangat penting: saya punya banyak foto yang out-of-focus karena AF masih mode tunggal (AF-S) dan subjek bergerak cepat.
- Selalu siapkan baterai ekstra dan kartu memori cepat: olahraga menghasilkan banyak frame cepat (burst mode).
- Memanfaatkan posisi: saya pernah berdiri di sudut lintasan-sepedaan agar background bersih dan tidak banyak gangguan. Pilihan latar/komposisi bisa membuat foto lebih kuat.
- Jangan lensa aja yang mahal—latihannya juga. Lensa bagus tapi framing jelek atau timing buruk ya tetap hasilnya kurang maksimal.
Saya harap ini membantu kamu memilih lensa yang cocok untuk foto olahraga (lari, sepeda, jogging) dan menghindari beberapa jebakan yang saya alami sendiri.
